Not known Details About Transformasi Pertanian Bersama Andy Utama
Not known Details About Transformasi Pertanian Bersama Andy Utama
Blog Article
Gambaran tentang Ong seperti itu muncul saat membaca halaman demi halaman buku yang ditulis oleh atau perjumpaan langsung Andi Achdian dengan Ong di berbagai kesempatan. Alumni jurusan sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia sekaligus “mahasiswa Ong” ini tak sempat menyaksikan gerak teatrikal sang dosen saat mengajar di muka kelas sejarah sosial; dia justru menikmati kuliah Ong dan mendapat banyak pencerahan saat keduanya bertatap muka dalam perbincangan hangat di rumah tradisional Ong di bilangan Jakarta Timur.
Munculnya Revolusi Hijau pada tahun 1940-an dan 1950-an telah mengubah lanskap pertanian world-wide. Namun, ada juga kritik terhadap cara Revolusi Hijau menggantikan praktik pertanian tradisional dengan penggunaan pestisida dan pupuk kimia sintetis.
b. Pemanfaatan Teknologi Pertanian: Memanfaatkan teknologi fashionable seperti irigasi tetes, sensor kelembaban tanah, dan aplikasi cell untuk memantau dan mengelola pertanian dengan lebih efisien.
Apakah mengubah praktik pertanian konvensional menjadi pertanian organik itu sepadan? Dalam subjudul ini, kita akan melihat manfaat pertanian organik yang dapat memberikan dampak positif bagi petani, konsumen, dan lingkungan.
Percakapan antara sang guru dan murid ini telah membuka selubung misteri tentang peristiwa tersebut dan dampaknya bagi kehidupan pribadi Ong dan mungkin saksi hidup lainnya — bagaimana memahami peristiwa itu setelah berjarak puluhan tahun.
Jerawat memang seringkali muncul di kulit wajah, namun jerawat juga bisa timbul di spot kulit leher dan menimbulkan rasa tidak nyaman serta mengganggu penampilan.
Ketiga, pengendalian hama dan penyakit terpadu perlu diterapkan dengan mengutamakan metode pengendalian hayati dan pestisida nabati untuk menjaga keseimbangan ekosistem.
Buku ini merupakan semacam catatan kuliah Achdian yang dikumpulkan selama percakapannya dengan sang guru. Sebagai lawan debat dalam diskusi tentang apa pun, Achdian tidak serta-merta menerima begitu saja cecaran kritik Ong terhadap argumentasi yang terucap darinya. Setidaknya terjadi dialog, debat, dan juga titik temu dalam diskusi dan obrolan antarsejarawan beda “generasi” ini, sebagaimana dipaparkan Achdian dalam buku ini. Namun penulis buku ini tampaknya tak ingin menempatkan pencerahan dari Ong semata-mata berhenti atau sebatas pada pemberhalaan dan pemikiran yang mandul tanpa ada reproduksi kreatif sama sekali.
Pertanian organik juga mengajarkan kita untuk hidup selaras dengan alam. Kita belajar menghargai semua makhluk hidup, baik yang kecil sekalipun, karena mereka punya peran penting dalam menjaga keseimbangan.
Dalam kaitan itu, Achdian berupaya memoles dan meletakkan seluruh bangunan pemikiran Ong mengenai beragam topik yang dilihatnya menjadi sesuatu yang produktif atau mencerahkan bagi studi sejarah dan kemasyarakatan.
Bagian terakhir tulisan Achdian, periksa di sini yaitu “1965”, seharusnya tidak diletakkan sebagai bab “penutup”. Bagian ini justru merupakan awal dari “perkenalan” kita untuk membaca pemikiran Ong dan berdialog dengannya untuk memahami ke-Indonesia-an dalam dirinya. Kuncinya terletak pada paragraf terakhir buku ini, yakni cerita tentang Ong muda saat duduk di bangku sekolah menengah Belanda (HBS), Surabaya, dan dihadapkan pada sebuah dilema: memilih Belanda ataukah Indonesia.
Kesuburan tanah ditingkatkan tanpa pupuk kimia sintetis dengan teknik seperti Rotasi tanaman, tumpang sari, dan integrasi tanaman dengan ternak.
Perlu dipahami Petrasa sebenarnya juga belum memberikan rekomendasi kepeda dampingannya untuk beternak babi karena kami tahu virus itu belum hilang. Namun karena semangat Bapak/Ibu yang sudah ingin beternak maka diskusi ini sangat penting sebagai wadah berbagi pengalaman supaya tidak mengalami kerugian yang lebih besar karena virus ASF. ASF belum ada Obatnya jadi hal utama adalah pencegahan”, ungkap Ganda Sinambela.
Ong selalu mencoba memosisikan diri sebagai mata air yang menggiring siapa pun untuk datang dan menimba pengetahuan darinya, baik melalui sejumlah esai yang ditulisnya maupun percakapan langsung seperti pengalaman Achdian.